Monday, October 21, 2013

contoh essai islami : transformasi akhlak dalam dimensi ibadah qurban


Transformasi Akhlak dalam Dimensi Ibadah Qurban
Oleh: Zaenal Arifin (Angkatan 2012)

Idul Adha merupakan peristiwa bersejarah dalam kehidupan umat Islam, dimana Idul Adha bermula dari peristiwa ketaatan Nabi Ibrahim dalam melaksanakan perintah Allah. Beliau seorang rasul karena ketaatannya sehingga ketika Allah memerintahkan untuk memisahkan dengan anak dan istrinya pada suatu lembah yang teramat tandus sampai beliau diperintahkan untuk menyembelih putra yang selalu dinanti-nantikan, maka beliau pun dengan segera menjalankan perintah Allah tersebut.[1]
Pada saat beliau meninggalkan anaknya di lembah yang sangat tandus di tengah padang pasir, Ibrahim mendoakan kepada anak dan turunannya yang telah ditinggal dilembah itu, agar menjadi generasi yang selalu menyembah Allah, dengan menjadikan lingkungan sekitarnya yang makmur, rizki yang melimpah dan banyak orang yang cenderung kepadanya. Orang-orang mencintainya dan berlomba dalam melakukan ketaatan untuk menegakkan syari'at Allah.
Kemudian pada saat nabi Ibrahim as berterus terang kepada putranya seperti dalam kalamullah berikut ini, “Wahai anakku! Sesungguhnya aku melihat dalam mimpi bahwa aku menyembelihmu. Maka pikirkanlah apa pendapatmu?…[2].
Lalu Ismail as. menjawab , ‘Hai bapakku! Kerjakanlah apa yang diperintahkan kepadamu, Insya Allah! Kamu mendapatiku termasuk orang-orang yang sabar”.[3]
Dia (Ismail) memberitahukan kepada ayahnya bahwa dia telah menetapkan dirinya di atas kesabaran dan menyadari hal tersebut karena kehendak Allah SWT. Sebab tidaklah terjadi sesuatu tanpa kehendak-Nya. Tatkala ada satu unsur dari hati Ibrahim yang melekat pada diri Isma’il (yaitu unsur kecintaan), Allah Subhanahu wa Ta’ala hendak memurnikan kecintaan Ibrahim kepada-Nya dan menguji khalil-Nya. Maka Dia memerintahkan untuk menyembelih orang yang kecintaannya telah mengusik kecintaan kepada Rabbnya. Tatkala Ibrahim lebih mengutamakan kecintaan Allah Subhanahu wa Ta’ala dan lebih mendahulukannya di atas hawa nafsunya, serta bertekad untuk menyembelihnya,maka jelaslah kecintaan Ibrahim lebih besar terhadap tuhannya dari apa yang ia cintai yaitu anaknya sendiri.
Oleh karenanya Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman: ‘Sesungguhnya benar-benar ini merupakan ujian yang nyata, dan Kami menebusnya dengan sembelihan yang agung,’ yaitu diganti dengan sembelihan berupa kambing yang agung, yang disembelih Ibrahim. Keagungan kambing tersebut dari sisi bahwa itu adalah tebusan dari Isma’il as. di mana itu termasuk di antara ibadah yang agung. Dan dari sisi bahwa hal itu menjadi ibadah qurban dan sunnah hingga hari kiamat.
Jika umat islam berkaca dan mengambil pelajaran dari kisah ketaatan dan kesabaran (Nabi Ibrahim dan Ismail) yang berani mengorbankan orang yang dicintai, dan juga berani berkorban sebagai bentuk keta’atannya kepada Tuhannya pastinya sangat naïf sekali jika masih ada orang yang menyelewengkan jabatan hanya demi harta yang bersifat sementara. Dia tidak berani berkorban dalam memegang amanah yang diberikan oleh rakyat. Karena terlalu mencintai gemerlapnya kehidupan dunia,misalnya,keturunan,harta,jabatan,wanita,kendaraan yang mewah,rumah yang indah,dan tanah yang luas,semua itu menjadikan mereka dibutakan matanya dan bisa saja mengahalalkan berbagai cara untuk mendapatkan itu semua.
Fenomena yang kita lihat dewasa ini banyak sekali kasus-kasus yang menggaet nama politisi di Indonesia, bahkan yang notabene ia adalah politisi islam,dan juga menduduki jabatan tinggi di negeri ini, kasus suap-menyuap,penggelapan dana,transaksi narkoba,mengantongi uang yang bukan haknya sekarang sudah menjadi sajian utama dalam berbagai pemberitaan di media cetak maupun elektronik. Padahal jika kita merenungi hikmah dibalik dilaksanakannya ibadah qurban yang menganalogikan bahwa manusia harus “menyembelih” hawa nafsu yang ada pada dirinya, dan sebagai sarana untuk melaksanakan taqarrub (mendekatkan diri) kepada Allah, diawali dengan usaha untuk mengalahkan dorongan hawa nafsu yang membutakan mata.
Didalam mengarungi kehidupan, terkadang timbul pandangan bahwa banyak hal yang belum dilaksanakan dan banyak pula harapan yang belum terlaksana, kini sudah sampai lagi pada bulan Dzulhijjah, bulan dimana setiap muslim diperintahkan melaksanakan pemotongan hewan qurban. Dengan demikian hendaknya dapat menahan hawa nafsu, dengan menunda kebutuhan-kebutuhan yang tidak terlalu mendesak untuk diarahkan pada pelaksanaan qurban. Sesungguhnya qurban yang diwujudkan dengan pemotongan hewan qurban adalah sebagai lambang dari pemotongan nafsu hayawaniyah, sebagaimana sifat serigala yang merupakan simbol kekejaman dan suka menindas, sifat tikus sebagai lambang dari sifat keji dan kelicikannya, sifat anjing adalah sebagai sifat dari tipu muslihatnya, sifat domba adalah sifat manusia yang suka menghambakan pada manusia.
Jika kita renungi ujian yang Allah berikan kepada Ibrahim ini benar-benar merupakan ujian yang nyata, yang menjelaskan kepada kita ketulusan Ibrahim, dan kesempurnaan cintanya kepada Rabbnya serta menjadi khalil-Nya. Karena tatkala Allah Subhanahu wa Ta’ala memberikan karunia kepadanya yaitu dengan hadirnya Isma’il as kepada Ibrahim as, dia pun sangat mencintainya. Padahal beliau ialah seorang Khalilullah di mana khalil merupakan tingkatan kecintaan yang tertinggi, dan itu harus murni dan tidak menerima adanya penyetaraan, serta menghendaki agar seluruh unsur kecintaan tersebut benar-benar terpaut kepada yang dicintai yaitu Allah swt.
Semoga dengan terselenggaranya ibadah qurban ini kita bisa mengambil hikmah dan ibarahnya yaitu ketaatan yang bertambah dengan melakukan apa yang diperintahkan dan menjauhi apa yang dilarang oleh Allah swt. Menumbuhkan sifat sabar dalam mengarungi derasnya alur kehidupan, berani berkorban,baik itu harta, pikiran,tenaga,maupun hal yang dicintai demi mencapai ridlo Allah dan kemaslahatan bagi umat, dan yang paling penting kita mampu untuk “menyembelih” sifat-sifat buruk kehewanan pada diri kita dan “memotong” hawa nafsu kita, karena dengan itu semua kita dapat lebih mendekatkan diri kita kepada Allah swt. Amin…




[1] .( http://www.untajiaffan.com/2013/09/hikmah-ibadah-qurban-khutbah-shalat.html)
[2] (QS. Ash-Shâffât, [37]: 102)
[3] (QS. Ash-Shâffât, [37]: 102)

No comments:

Post a Comment

Comments system

Disqus Shortname